Siswa Biasa Aja Bisa Lolos SNMPTN ? Begini Kata LTMPT

By Administrator 04 Feb 2022, 15:43:56 WIB Pendidikan
Siswa Biasa Aja Bisa Lolos SNMPTN ? Begini Kata LTMPT

Jakarta - Kamu pernah dengar ungkapan 'lolos SNMPTN itu untung-untungan'? Nah, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Mochamad Ashari angkat bicara soal ini.
Sebelumnya, Ashari mendengar adanya contoh kejadian siswa yang dicap biasa-biasa saja secara akademik oleh teman-teman sekolah, kemudian lolos masuk PTN dengan jalur SNMPTN. Sementara itu,ada pula siswa yang selalu meraih ranking di sekolah, tetapi tidak lolos SNMPTN.

Ashari mengatakan, seleksi di SNMPTN dilakukan perguruan tinggi tujuan berdasarkan pada nilai rapor, prestasi, dan penghargaan yang diperoleh siswa. Ia menjelaskan, setiap perguruan tinggi dapat menggunakan kriteria seleksi yang berbeda.

Perbedaan ini, sambungnya, turut memengaruhi perbedaan peluang lolosnya para siswa jalur SNMPTN di kampus yang berbeda.

"Yang perlu dicatat, yang pertama, kriteria lolos-tidaknya itu di setiap perguruan tinggi bisa berbeda," kata Ashari dalam siaran SMB: Sukses Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bersama LTMPT di kanal YouTube Kemendikbud RI, Kamis (3/2/2022).

Ashari menggarisbawahi, LTMPT berfungsi sebagai lembaga yang membantu dan memfasilitasi para perguruan tinggi atau rektor untuk melakukan seleksi mahasiswa baru. Ia menjelaskan, setelah LTMPT menerima dan mengolah data siswa dan sekolah, ada kriteria yang dapat ditambahkan perguruan tinggi dalam seleksi calon mahasiswa baru. Apa saja?

Faktor Lolos SNMPTN 2022

  1. Nilai Rapor dengan Indeks Sekolah

Ashari mengatakan, indeks sekolah merupakan pemetaaan sekolah berdasarkan nilai UTBK SBMPTN per satu tahun dan per 3 tahun terakhir.

"Dari nilai UTBK itu dirata-rata di satu sekolah. Kemudian dalam 3 tahun terakhir, dirata-rata. Kemudian ada data tiap tahunnya, ada yang diranking setiap 3 tahun. Itu kita urut ya," jelasnya. Ia mengatakan, nilai rapor siswa di Indonesia lalu diolah dengan persentase indeks sekolah yang sudah didapatkan.


"Itu digunakan untuk supaya fair, menyamakan nilai rapor. Jadi ada sama-sama dapat angka 9 misalnya, matematika 9 begitu, di SMA yang peringkatnya tinggi misal kita beri 100 persen, maka 9 betul-betul 100 persen 9. Tapi untuk yang di bawahnya sedikit, jadi berkurang, bukan 9, meskipun (awalnya) sama-sama 9," jelasnya.

 

  1. Prestasi dan Penghargaan.

Ashari mengatakan, kriteria seleksi lain oleh perguruan tinggi yaitu penghargaan dan prestasi siswa. Ia mencontohkan, pemberian skor siswa juara satu di kompetisi tingkat internasional berbeda dengan juara dua.

"Jadi cukup fair sehingga belum tentu ya , misal, salah satu anak dalam peringkat rapor di sekolah itu itu peringkat tinggi (lolos SNMPTN). Prestasinya abagaimana, penghargaan yang diterima bagaimana, itu mempengaruhi, karena itu dihitung," tegasnya.

 

  1. Kompetisi Prodi

Siswa dengan nilai rapor tinggi dan prestasi baik, sambungnya, juga bisa tidak lolos SNMPTN karena memilih prodi di kampus yang banyak diincar siswa lain.

"Sehingga ya akan tergeser dengan beberapa kawan-kawan yang lebih bagus.Jadi memang ada beberapa parameter yang menyebabkan keberhasilan atau masih belum beruntung untuk adik-adik siswa. Ya ini mohon untuk dipelajari," kata Ashari.

"Saya kira demikian sehingga tidak ada lah yang nilainya sangat jelek itu diterima tapi siswa yang nilainya sangat-sangat baik tidak diterima padahal pilihannya sama. Ya, bisa jadi juga pilihan prodinya (banyak peminat)," sambungnya.

Ashari menekankan, prodi dengan peminat yang sangat banyak punya tingkat kompetisi tinggi. Untuk itu, katanya, siswa perlu memilih dengan baik prodi di pendaftaran SNMPTN 2022.

Ia mengingatkan, siswa yang tidak lolos SNMPTN 2022 masih punya banyak jalur masuk kuliah, mulai dari UTBK SBMPTN hingga jalur mandiri.


"Kalau di program mandiri belum beruntung, masih ada tempat untuk kuliah. Tidak perlu putus asa dan sangat takut untuk ikut seleksi perguruan tinggi negeri ini. Karena masih banyak jalur untuk prestasi, (untuk) karier. Misalkan menambah pengetahuan jika ingin jadi entrepreneur, ada banyak jalan," pungkasnya.

 

https://www.detik.com/edu




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment